ADA ORANG YANG: HATI BATU KEPALA BATU DO THE HEART WORK
Apa maksud saya?
Berekfleksi ke apa yang saya jalani, Ketika saya selalu tersandung-gagal-ada penyesalan terhadap melakukan hal apapun itu, terutama hal yang penting, ada beberapa hal yang saya cermati dan atau dinasehati oleh suami:
Saya tidak serius Saya pikir itu tidak penting Pake mantra “so far so good” Saya tidak suka yang saya jalani (hanya memenuhi kewajiban saya, makanya saya lakukan) Atau mantra “Life will turn out good at the end” Nggak bisa membayangkan dengan jelas apa tujuan dari hal yang harus saya lakukan itu Saya tidak menginginkannya (baik secara sadar atau tidak, ujung-ujungnya melakukan sabotase)
Jarang atau tidak pernah hal yang saya tersandung itu, karena saya tidak punya ilmunya, atau tidak punya kapasitas untuk melakukannya. Saya tidak ngomongin gagal beli rumah di tengah padang golf, atau beli pesawat jet pribadi. Tapi hal-hal within reason and means of life to live as a decent human being dengan segala tugasnya.
Kalau sudah begitu saya mikir. Hal-hal di atas itu selalu jadi penghalang, tapi di balik itu ada apa? Saya ya nggak bego-bego amat Saya selalu ingin berbenah diri, hati, untuk diri sendiri, keluarga, my future life in dunya n akhirah Tapi kenapa ada hal-hal yang tidak berubah?
I know, you will say.. Kamu masih manusia! I will say, I know that!
Tapi… Saya dan kita semua itu manusia yang punya kondisi dan pilihan: Kepala Batu Hati Batu Do The Heart Work
Kalau saya sepertinya klo tersandung, make problem tuh, ketika saya ada di kondisi Kepala Batu dan Hati Batu (mostly this)
Maaf dengan pengandaian ini ya.
Let me explain what I mean
Setiap di kita itu punya kualitas di bawah ini pada satu, dua, banyak, hal tertentu di kehidupan kita, until we are enlightened InshaAllah (most of the times)
Kepala Batu: Secara nggak sadar hidupnya, hatinya, disetir oleh luka yang nggak pernah sembuh, mereka atau kita ini butuh lebih banyak cinta, kesabaran dan bimbingan
Hati Batu: Mereka/kita yang ingin hidup yg lebih baik, tapi nggak benar-benar ingin untuk melepaskan, berkorban-berusaha untuk meninggalkan kenyamanan dan ideologi kita. Kita suka status kita, perilaku kita, mimpi kita (yg nggak selaras dengan fitrah & virtues), inginnya hal kembali ke hidup “normal saja”. Dan ini mayoritas dari kita di bumi ini.
Do The Heart Work: Merka/kita yang ingin kehidupan yang selaras fitrah & virtues, ingin hidup yang indah untuk semuanya, sadar dengan kondisi bumi dan kemanusian dan internalnya, terpanggil untuk berbenah, tahu ini tidak mudah, but will keep going untuk perubahan yang lebih baik. Meski orang lain tidak melakukannya, atau akan lama baru bergabung denganmu.
Sekarang masalahnya, Kita mau yang mana? Mudah sekali untuk merasa tersinggung Tapi pilihan yang lebih baik adalah mengakuinya Dan memilih to do The Heart Work to Make a Positive Change
Manusia itu pemeliharanya bumi Setiap dari kita juga adalah pemelihara kesehatan +kesejahteraan satu sama lain
Seriusan deh, Kalau kita benar-benar mikir esensi dari segala kepemilikan dan gaya hidup saat ini, dan kita lucuti semua “identitas kita” di kehidupan ini, entah itu peran kita, label yang menempel di diri, kakrakter kita (yang disematkan oleh orang lain), apa yang akan kita pilih?
Kita akan memilih: 💕People over profits 💕Cinta daripada obesesi pribadi 💕Kebersamaan vs kelas eksklusif
Kita pasti tahu dengan segala yang: Tidak kita butuhkan Tidak benar-benar kita butuhkan Kita miliki karena someday…maybe…(kita butuh) Kita bisa hidup bahagia tanpanya
Apa sih yang kita butuh? ❤️Tanah yang sehat ❤️Food as medicine ❤️Bebas dari hutang ❤️Udara bersih ❤️Rumah yang kepemilikannya terjangkau ❤️Holistic medicine ❤️Air minum bersih ❤️Pencaharian yang memberikan decent standard of living untuk semuanya
Ada sangat banyak cinta dan cinta itu punya cukup ruang untuk semuanya, bumi beserta semua isinya dan setiap dari kita, ketika kita kembali ke hidup di luar segala “identitas”
Ketika kita memikirkan tentang segala masalah internal kita, keinginan BERUBAH kita
Kita pasti memikirkan tentang wanita yang kita ingin menjelma, berevolusi menjadi dia Ada kualitas, perilaku dll di dirinya yang tidak kita miliki saat ini. Ada kehidupan yang dia raih Ada perubahan yang dia buat
Pernahkah kita berpikir siapa Dia itu? Bagaimana ia menjelma, berevolusi menjadi dia? Bagaimana dia berpikir Bagaimana dia merasa Bagaimana dia bertindak Bagaimana dia berlatih Bagaimana dia berbicara Bagaimana dia merespon keadaan
Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi dia? Lihatlah dia dengan visual matamu, hatimu, akalmu senyata mungkin Berkenalanlah dengan dia, jadikan dia sahabatmu, berbicaralah dengan dia dan catat apa saja yang; Dia lakukan Dia percaya tentang dirinya Dia pilih untuk dirinya
Hanya dengan mengenalnya, Kita kemudian bisa membuat peta, untuk berjalan untuk menjelma menjadi dia, yaitu DIRI KITA YANG TERBAIK.
Penting untuk diingat: Mengenal dia bukan berarti kamu menjatuhkan dirimu, menganggap rendah dan menyakiti dirimu, dan bertanya-tanya, mengapa kamu tidak seperti dia dan semua kgagalan yang terjadi, penyesalan karena kamu tidak seperti dia.
Jadikan dia sebagai coachmu yang terbaik Dapatkan masukan dari dia untuk bagaimana kamu bisa memulai membuat perubahan untuk menjadi dia. Jadikan dia inspirasimu
Side note: Dia tidak seperti orang lain yang bisa meninggalkanmu kapanpun, dia selalu ada disana, dan selalu menunggumu, karena dia menginginkan hal yang sama dengan dirimu, untuk kamu menjelma menyatu dengannya, menjadi kamu yang terbaik.
Untuk kita semuanya, Yang belum berkenalan dengan Dia, Pastikan untuk berkenalan hari ini ya.. Pastikan untuk menyempatkan waktu, mendengarkannya, meminta nasihatnya, untuk membuat peta bersama
Jika kita jelas tentang apa yg ingin kita rasakan saat Ramadan nanti, InshaAllah kita akan bisa membuat keputusan yang sejalan.
Kita akan mundur dulu, kemudian Berefleksi atas Ramadan tahun lalu, setelahnya Melihat kondisi dimana saya saat ini disemua aspek kehidupan saya : Gaya hidup & Penghidupan Kreatifitas & Pembelajaran Spiritual & Hati Hubungan & Sosial Kesehatan +Makanan
Kemudian Kita membuatnya menjadi pegas untuk Bersiap Ramadan di tahun ini InshaAllah
Dan begitu setiap tahunnya Meski itu hanya langkah kecil di setiap tahunnya
Ada sangat banyak hal yang menghalangi kita untuk merasakan-menjalani Ramadan yg kita inginkan Terutama KONFLIK antara 1. Dimana kondisi kita saat ini 2. Mendapatkan apa yg kita inginkan 3. Persepsi siapa kita menurut kita 4. Kenyataan siapa kita sebenarnya
Menyingkirkan rintangan menuju Allah SWT itu tidak mudah Dan kesemua hal di ataslah yang membuat berperjalanan kita kepadaNya menjadi complicated
Kelas Ramadan tahun ini akan agak berbeda dari 2 tahun sebelumnya; MENYEDERHANAKAN SEMUANYA Kita FOKUS pada hal-hal yang PALING berarti Kita membuat penyesuaian-persiapan SEDERHANA tapi EFEKTIFf di semua area kehidupanmu Kita menjadi jelas dengan VISI Ramadan kita Kita memasuki Ramadan dgn NIAT yg lebih kuat bahkan di seputar hal rutinitas
Tugas 1. Membuat peta Pra Ramadan (harus dikumpulkan agar saya tahu kamu melakukannya) Kamu InshaAllah akan berlatih di kelas, dgn action kecil setiap harinya berdasarkan petamu dengan bimbingan saya, hingga tiba di H-1 Ramadan & mencapai rasa yg ingin kamu inginkan 2. Membuat peta Ramadan di H-1 (harus dikumpulkan agar saya tahu kamu akan berusaha melakukannya)
Kita InshaAllah akan Menjalani Ramadan yang lebih sakeenah dan InshaAllah dengan minimal Burn-out terutama di Minggu ke 3-4
Di tahun ini, Planner Ramadan klasik tidak lagi ada, tetapi digantikan dengan Heart Work Ramadan Journal Planner Kita akan, RETREAT REFLECT RESTORE RE-SET
PLASTIK TIDAK HILANG Dia mengecil dan kembali ke kita atau anak cucu kita
Jika ada yang bertanya-tanya, Mengapa penyakit autoimmune dan penyakit kronis semakin meningkat jumlah dan ragamnya, coba lihat di sekitar kita.
Bukan.. Jangan lihat hamparan sawah yang hijau Jangan juga check instagram traveling atau Explore Malang
😳 Lihat isi rumah kita yang penuh barang plastik dan bahan kimia sintetis 😳 Lihat polusi yang keluar dari cerobong asap 😳 Lihat pantai bersih tapi tunggu saat sesudah hujan besar tiba dan lihat pantainya yang penuh kembali dengan plastik 😳 Lihat TPA 😳 Lihat sudut-sudut kota yang tidak “bermake-up” seperti area kota yang di poles
Meski penyakit autoimmune dan penyakit kronis itu kompleks, saya percaya kalau kita tidak perlu menunggu hasil penelitian keluar untuk mengatakan bahwa racun dari lingkungan kita itu punya peranan yang sangat penting terhadap krisis kesehatan manusia.
Dan yang paling menyedihkan lagi, justru toxic dari hal yang paling disepelekan adalah yang paling mempengaruhi anak-anak kita.
Penyakit Autoimmune adalah 1 dari 10 penyebab kematian tertinggi pada anak usia 1-14 tahun, dan 1 dari 8 penyebab kematian tertinggi pada usia 15-24 tahun.
Lebih dari sebelumnya, ini bukan jamannya lagi kita menunggu minta pertanggungjawaban pemerintah, atau meminta pemerintah bertindak duluan.
Sekarang waktunya kita untuk berjuang demi kesehatan kita dan anak cucu kita nanti.
Kita menghabiskan sangat banyak waktu meneliti komposisi makanan yang kita beli, apa ini super food atau tidak, apa ini gluten free atau bukan, apa ini dibuat cold pressed atau juicer biasa, iya semua itu penting adanya, tapi kita butuh untuk MOVE ON dari nutrisi dan merubah gaya hidup kita, cara kita hidup sebagai konsumen.
Siapapun yg mendalami tentang sampah +daur ulang, Saya percaya bahwa sebenarnya kita tidak tahu kemana 99% sampah plastik kita berakhir. Dan bercermin dari usaha daur ulang plastik yang saya jalani dulu, saya jamin, akan lebih banyak sampah plastik yang berakhir di tubuh kita dari pada terdaur ulang.
Nggak peduli hal itu bisa kita lihat Atau Tidak terlihat oleh mata Semua yang di alam ini terkoneksi adanya
Yang kita lihat indah di alam, in creation itu dari Allah SWT (or name your God)⠀ Yang kita lihat buruk, sampah, racun itu cerminan dari diri kita⠀ ⠀ Sudah waktunya kita berubah dan berjuang untuk memerangi penyakit ini dan apapun yang mungkin datang karena cara hidup kita, mulailah dari hal yang sederhana,⠀ 🚀Ubah apa yang kita makan⠀ 🚀Ubah apa yang kita pakai⠀ 🚀Ubah apa yang kita beli atau ingin kita beli⠀ ⠀ 💗Cuma ada 1 cara sederhana untuk merubah kehidupan manusia di planet ini,⠀ Yaitu dengan menjadi pembeli yang bijak, yang membeli dengan memikirkan tentang fitrah & nilai moral tertinggi. Karena itu akan menuntun kita menjadi bagian aktif dari solusi.⠀ ⠀ 💗Coba kita tanyakan ini ke diri kita sendiri sebelum membeli;⠀ 1. Apa saya butuh barang ini?⠀ 2. Berapa lama barang ini akan awet?⠀ 3. Seberapa banyak polusi yang dihasilkan dari membuat barang ini?⠀ 4. Seberapa banyak polusi yang akan dihasilkan selama +setelah barang ini saya pakai?⠀ 5. Apakah barang ini berpotensi tinggal di TPA atau badan air-sungai-laut?⠀ ⠀ 😢Tolong jangan beli barang yang tidak kamu butuhkan⠀ 😢Tolong jangan beli barang toxic⠀ 😢Tolong tolak plastik sekali pakai⠀ 😢Tolong pikirkan anak cucu kita⠀ and⠀ (do you still care about the goodness of life for yourself? For you to want this to change?)⠀ ⠀ sumber foto @karltaylorphotography
APA YANG TELAH BERUBAH DI DIRIKU, SEJAUH INI, SAAT INI?
Mengapa sebagian dari kita berubah sebagai akibat dari penderitaan dan sebagian tidak? Apa yang menciptakan evolusi?
Fakta yang tidak menyenangkan di hati kita “Mengalami penderitaan, sakit, tragedi, kemalangan tidak merubah setiap orang yang mengalaminya, meski seharusnya itu akan mengubahnya dan mungkin kita salah satunya?”
Kehilangan orang terkasih Bergulat dan menang perang dari Kanker Sembuh dari COVID Kehilangan rumah, pekerjaan, persahabatan, bisnis Perceraian Semua penderitaan..
Itu maksud dari penderitaan, Kita seperti di tekan hingga tidak nyaman, seperti bagaimana permata berevolusi Kita terbakar, hingga bara menyala dan memancarkan cahayanya yang indah
Kita mengalami penderitaan untuk memanggil Allah SWT Untuk meminta belas kasihNya
Dan ditengah derita itu, Rata-rata dari kita akan meminta padaNya untuk menghilangkan sakit ini, derita ini, dan berjanji untuk tidak lagi……… atau saya akan mendedikasikan diri untuk…….. atau saya akan bersedekah kepada…….. atau saya akan berubah menjadi……. Atau saya akan lebih fokus pada……… Kemudian? Kita berubah, Kita berusaha melakukan apapun untuk merubah sikap, perilaku, cara melakukan hal Kita hidup dari hati yang lebih hangat dan penuh cinta Dan rasa itu, perubahan itu, merubah hidup kita luar dalam
Kita menjadi dekat denganNya Kita lebih sering berbincang denganNya Kita menunggu waktu-waktu untuk bersamaNya Lewat Doa, lewat dzikir, lewat journaling, lewat duduk diam
Apa yang terjadi setelahnya? 6 bulan berlalu, setahun berjalan Kita baik-baik saja, kita tidak lagi menderita Kita kembali ke bagaimana kita sebelum kita berubah Kita menjalani kebiasaan tidak sehat lagi Kita jarang berbicara denganNya Kita lupa janji-janji kita
Kita tidak lagi memohon padaNya Tidak lagi memohon apapun
Kenapa kita bisa tertidur? Padahal sebelumnya kita sudah terbangun?
Kita tergelincir dari Devotion kita Tergelincir dari ketaatan, dari cinta kita
Kita menjadi malas secara spiritual (apapun Devotion itu bentuknya untuk kita)
Kita, Butuh untuk tetap terjaga Selalu melihat realita kehidupan kita
Kita butuh untuk sesekali melihat, mengingat kembali tentang penderitaan kita sebelumnya (jika realita tidak membuat kita terjaga) My dear sisters, Ayo kita berefleksi, Menuliskan: Apa telah berubah di diriku sejauh ini? Saat ini? Kita InshaAllah akan bisa melihat, Apakah penderitaan merubah kita atau tidak? Then InshaAllah we know how to proceed
Jujur Pada Diri Sendiri Dulu. Tentang Berantakannya kita, Sebelum Ngasih Opini-Berinteraksi Ke-Dengan Orang Lain
Seperti biasanya, Saya tidak berbicara dari 1 kacamata, Tentang hal ini, saya tidak bicara tentang, jangan berkomentar atau ngasih opini ke orang lain tentang apapun itu. Ini bukan tentang all or nothing atau “saya kan ngasih opini objektif”. Do you?
Ini tentang memberi yang terbaik pada orang lain yang meminta nasihat kita, opini kita, atau berinteraksi dengan kita.
Ini cerita klasik dari saya nggak ngitung lagi seberapa banyak teman wanita yang sharing ke saya tentang polemik ini. Entah dari orang tercintanya, atau dari dianya sendiri ke orang lain
Ini scenario paling umum You: “Mom Deasi, suami saya tidak mendukung untuk pakai produk alami, karena katanya buang-buang uang saja, nggak efektif, this and that..Padahal saya sudah membuat riset mandiri, sudah saya cari tahu lama, saya mencoba, dan saya merasakan menemukan jawaban dari apa yang selama ini saya cari.”
Cerita lainnya
Teman lain: “Eh gimana kalau saya melakukan ini? Sepertinya bagus dan cocok untuk saya?” You: “Nggak mungkin itu bisa kamu lakukan, sulit, butuh uang banyak, belum lagi kamu nggak punya waktu, bla..bla..bla..”
Seringkali, Kita nggak nyadar, Kalau respon-respon negatif kita itu berasal dari kitanya yang bergulat dengan masalah pribadi, apapun itu, yang biasanya, kalau ke trigger dengan hal yang diungkapkan orang lain tentang hal itu, bakal keluar segala proyeksi negatif dari kita, entah karena hal itu sudah kita lakukan dan kita gagal (dan give up untuk mencobanya kembali, jadi negatif aja feelingnya ke hal itu), atau juga insecurity lainnya.
Kemudian apa yang terjadi? Hubungan kita dengan orang tersebut jadi pahit Dianya akan membatasi diri dengan kita Dianya akan selektif ketika sharing dengan kita
Kitanya, 💕Check in (ke Hati& akal) dulu sebelum bereaksi 💕Selalu berefleksi, untuk sadar diri, selalu berbenah.
A loving and compassionate heart, lebih dibutuhkan untuk sehatnya semua jiwa dan kehidupan ini.
bukan lemah bukan cenggeng Kelembutan adalah cinta Kelembutan menyembuhkan, Kecemasan Kemarahan Sakit hati Terlalu sibuk Over work Duka Rasa takut Kewalahan
Girls, Please tanyakan ini pada dirimu hari ini, Apa tindakan yang paling penuh kasih untuk diriku hari ini?
Ini salah satu nasihat yang paling berharga yang diberikan seseorang untuk saya, Dan sekarang, saya sharing untuk kalian semua.
Ketika kamu merasa cemas, sakit, marah, kewalahan.. Semua rasa itu sebenarnya melatih kita 🙂 Melatih kita untuk berkalibrasi Melatih kita untuk memilih Cinta, memilih untuk kembali ke hati, Memilih KELEMBUTAN
I’m not talking about ini misal marah adalah respon objektif atas sesuatu hal yang seharusnya.. Atau tindakan yang berkesadaran, do that, dan pilih kelembutan setelahnya.
Dibalik itu semua, Seberapa banyak dari kita butuh untuk menjadi lebih lembut, pun untuk merespon segala hal secara objektif dan berkesadaran?
Ketika kamu merasa……. (isi dengan rasa negatif) Tanyakan, (Apa yang saya rasakan, dan apa yang ingin saya rasakan) Kemudian, pilih kegiatan, hal, pikiran yang paling terkasih untukmu hari ini.
So girls, Please share dengan saya, Apa tindakan yang paling penuh kasih, yang akan kamu berikan pada dirimu di hari ini?
TIDAK BISAKAH UNTUK KEBANYAKAN DARI KITA BISA HIDUP DENGAN LEBIH SEDIKIT BARANG?
Saya menghargai untuk siapapun yang diberkahi dengan privilege (hak istimewa) seperti Lahir berada Memiliki usaha yang sukses Terpenuhi semua kebutuhan dan keinginannya Any, anything in that sense.
It’s a blessing to have all of that, some of that, any of that.
Tapi bisakah untuk kebanyakan dari kita, bisa hidup dengan lebih sedikit barang?
I’m not talking about for earth sustainability only. Kita semua pasti sudah tahu, seberapa bumi ini butuh untuk kita lebih sederhana
Saya utamanya berbicara untuk hidup dengan lebih sedikit barang agar bisa memberikan lebih banyak ruang di hati untuk hal-hal lainnya yang lebih berharga di kehidupan ini. Daripada hidup dengan lebih banyak barang, dan lebih lagi dan lebih lagi, Kita tahu, sadar atau tidak, burn out kita, kewalahan kita punya kaitan dengan kepemilikan terlalu banyak barang di kehidupan kita (it drains our energy, takes up our heart space, and steal our mental capacity to deal with stuff).
Ada banyak hal yang bisa kita isi untuk mengganti ruang barang yang kita lepaskan Ruang untuk Allah SWT (name your God) Ruang untuk mereka yang kita cintai Ruang untuk berbagi Ruang untuk nourishing our body with love food Ruang untuk our devotion, dan semua nilai luhur lainnya yang ingin kita isi ke hati kita
Jadi, Bisakah kita yang punya keistimewaan sudah memenuhi semua kebutuhan dasar di kehidupan ini, untuk hidup dengan lebih sedikit barang?
Ps: Ini Kamar Yasmeen yg berbagi tempat dgn home Office Saya. Saya agak kesulitan jika diminta hidup dengan lebih sedikit barang, If we take out our furniture dari rumah, saya, kami sekeluarga bakal nggak punya tempat untuk duduk, untuk tidur atau untuk menyimpan pakaian, tapi seriusan, selain furnitur, saya juga masih punya stuffs yang bisa saya kurangi 😁