APA YANG TELAH BERUBAH DI DIRIKU, SEJAUH INI, SAAT INI?
Mengapa sebagian dari kita berubah sebagai akibat dari penderitaan dan sebagian tidak?
Apa yang menciptakan evolusi?
Fakta yang tidak menyenangkan di hati kita
“Mengalami penderitaan, sakit, tragedi, kemalangan tidak merubah setiap orang yang mengalaminya, meski seharusnya itu akan mengubahnya dan mungkin kita salah satunya?”
Kehilangan orang terkasih
Bergulat dan menang perang dari Kanker
Sembuh dari COVID
Kehilangan rumah, pekerjaan, persahabatan, bisnis
Perceraian
Semua penderitaan..
Itu maksud dari penderitaan,
Kita seperti di tekan hingga tidak nyaman, seperti bagaimana permata berevolusi
Kita terbakar, hingga bara menyala dan memancarkan cahayanya yang indah
Kita mengalami penderitaan untuk memanggil Allah SWT
Untuk meminta belas kasihNya
Dan ditengah derita itu,
Rata-rata dari kita akan meminta padaNya untuk menghilangkan sakit ini, derita ini,
dan berjanji untuk tidak lagi………
atau
saya akan mendedikasikan diri untuk……..
atau
saya akan bersedekah kepada……..
atau
saya akan berubah menjadi…….
Atau
saya akan lebih fokus pada………
Kemudian?
Kita berubah,
Kita berusaha melakukan apapun untuk merubah sikap, perilaku, cara melakukan hal
Kita hidup dari hati yang lebih hangat dan penuh cinta
Dan rasa itu, perubahan itu, merubah hidup kita luar dalam
Kita menjadi dekat denganNya
Kita lebih sering berbincang denganNya
Kita menunggu waktu-waktu untuk bersamaNya
Lewat Doa, lewat dzikir, lewat journaling, lewat duduk diam
Apa yang terjadi setelahnya?
6 bulan berlalu, setahun berjalan
Kita baik-baik saja, kita tidak lagi menderita
Kita kembali ke bagaimana kita sebelum kita berubah
Kita menjalani kebiasaan tidak sehat lagi
Kita jarang berbicara denganNya
Kita lupa janji-janji kita
Kita tidak lagi memohon padaNya
Tidak lagi memohon apapun
Kenapa kita bisa tertidur?
Padahal sebelumnya kita sudah terbangun?
Kita tergelincir dari Devotion kita
Tergelincir dari ketaatan, dari cinta kita
Kita menjadi malas secara spiritual (apapun Devotion itu bentuknya untuk kita)
Kita,
Butuh untuk tetap terjaga
Selalu melihat realita kehidupan kita
Kita butuh untuk sesekali melihat, mengingat kembali tentang penderitaan kita sebelumnya (jika realita tidak membuat kita terjaga)
My dear sisters,
Ayo kita berefleksi,
Menuliskan:
Apa telah berubah di diriku sejauh ini?
Saat ini?
Kita InshaAllah akan bisa melihat,
Apakah penderitaan merubah kita atau tidak?
Then InshaAllah we know how to proceed
Jujur Pada Diri Sendiri Dulu.
Tentang Berantakannya kita, Sebelum Ngasih Opini-Berinteraksi Ke-Dengan Orang Lain
Seperti biasanya,
Saya tidak berbicara dari 1 kacamata,
Tentang hal ini, saya tidak bicara tentang, jangan berkomentar atau ngasih opini ke orang lain tentang apapun itu. Ini bukan tentang all or nothing atau “saya kan ngasih opini objektif”. Do you?
Ini tentang memberi yang terbaik pada orang lain yang meminta nasihat kita, opini kita, atau berinteraksi dengan kita.
Ini cerita klasik dari saya nggak ngitung lagi seberapa banyak teman wanita yang sharing ke saya tentang polemik ini.
Entah dari orang tercintanya, atau dari dianya sendiri ke orang lain
Ini scenario paling umum
You: “Mom Deasi, suami saya tidak mendukung untuk pakai produk alami, karena katanya buang-buang uang saja, nggak efektif, this and that..Padahal saya sudah membuat riset mandiri, sudah saya cari tahu lama, saya mencoba, dan saya merasakan menemukan jawaban dari apa yang selama ini saya cari.”
Cerita lainnya
Teman lain: “Eh gimana kalau saya melakukan ini? Sepertinya bagus dan cocok untuk saya?”
You: “Nggak mungkin itu bisa kamu lakukan, sulit, butuh uang banyak, belum lagi kamu nggak punya waktu, bla..bla..bla..”
Seringkali,
Kita nggak nyadar,
Kalau respon-respon negatif kita itu berasal dari kitanya yang bergulat dengan masalah pribadi, apapun itu, yang biasanya, kalau ke trigger dengan hal yang diungkapkan orang lain tentang hal itu, bakal keluar segala proyeksi negatif dari kita, entah karena hal itu sudah kita lakukan dan kita gagal (dan give up untuk mencobanya kembali, jadi negatif aja feelingnya ke hal itu), atau juga insecurity lainnya.
Kemudian apa yang terjadi?
Hubungan kita dengan orang tersebut jadi pahit
Dianya akan membatasi diri dengan kita
Dianya akan selektif ketika sharing dengan kita
Kitanya,
💕Check in (ke Hati& akal) dulu sebelum bereaksi
💕Selalu berefleksi, untuk sadar diri, selalu berbenah.
A loving and compassionate heart,
lebih dibutuhkan untuk sehatnya semua jiwa dan kehidupan ini.
KELEMBUTAN
bukan lemah
bukan cenggeng
Kelembutan adalah cinta
Kelembutan menyembuhkan,
Kecemasan
Kemarahan
Sakit hati
Terlalu sibuk
Over work
Duka
Rasa takut
Kewalahan
Girls,
Please tanyakan ini pada dirimu hari ini,
Apa tindakan yang paling penuh kasih untuk diriku hari ini?
Ini salah satu nasihat yang paling berharga yang diberikan seseorang untuk saya,
Dan sekarang, saya sharing untuk kalian semua.
Ketika kamu merasa cemas, sakit, marah, kewalahan..
Semua rasa itu sebenarnya melatih kita 🙂
Melatih kita untuk berkalibrasi
Melatih kita untuk memilih Cinta, memilih untuk kembali ke hati,
Memilih KELEMBUTAN
I’m not talking about ini misal marah adalah respon objektif atas sesuatu hal yang seharusnya..
Atau tindakan yang berkesadaran, do that, dan pilih kelembutan setelahnya.
Dibalik itu semua,
Seberapa banyak dari kita butuh untuk menjadi lebih lembut, pun untuk merespon segala hal secara objektif dan berkesadaran?
Ketika kamu merasa……. (isi dengan rasa negatif)
Tanyakan, (Apa yang saya rasakan, dan apa yang ingin saya rasakan)
Kemudian, pilih kegiatan, hal, pikiran yang paling terkasih untukmu hari ini.
So girls,
Please share dengan saya,
Apa tindakan yang paling penuh kasih, yang akan kamu berikan pada dirimu di hari ini?
TIDAK BISAKAH UNTUK KEBANYAKAN DARI KITA BISA HIDUP DENGAN LEBIH SEDIKIT BARANG?
Saya menghargai untuk siapapun yang diberkahi dengan privilege (hak istimewa) seperti
Lahir berada
Memiliki usaha yang sukses
Terpenuhi semua kebutuhan dan keinginannya
Any, anything in that sense.
It’s a blessing to have all of that, some of that, any of that.
Tapi bisakah untuk kebanyakan dari kita, bisa hidup dengan lebih sedikit barang?
I’m not talking about for earth sustainability only.
Kita semua pasti sudah tahu, seberapa bumi ini butuh untuk kita lebih sederhana
Saya utamanya berbicara untuk hidup dengan lebih sedikit barang agar bisa memberikan lebih banyak ruang di hati untuk hal-hal lainnya yang lebih berharga di kehidupan ini.
Daripada hidup dengan lebih banyak barang, dan lebih lagi dan lebih lagi,
Kita tahu, sadar atau tidak, burn out kita, kewalahan kita punya kaitan dengan kepemilikan terlalu banyak barang di kehidupan kita (it drains our energy, takes up our heart space, and steal our mental capacity to deal with stuff).
Ada banyak hal yang bisa kita isi untuk mengganti ruang barang yang kita lepaskan
Ruang untuk Allah SWT (name your God)
Ruang untuk mereka yang kita cintai
Ruang untuk berbagi
Ruang untuk nourishing our body with love food
Ruang untuk our devotion, dan semua nilai luhur lainnya yang ingin kita isi ke hati kita
Jadi,
Bisakah kita yang punya keistimewaan sudah memenuhi semua kebutuhan dasar di kehidupan ini, untuk hidup dengan lebih sedikit barang?
Ps: Ini Kamar Yasmeen yg berbagi tempat dgn home Office Saya. Saya agak kesulitan jika diminta hidup dengan lebih sedikit barang, If we take out our furniture dari rumah, saya, kami sekeluarga bakal nggak punya tempat untuk duduk, untuk tidur atau untuk menyimpan pakaian, tapi seriusan, selain furnitur, saya juga masih punya stuffs yang bisa saya kurangi 😁
PILIH CARI SOLUSI FROM PAIN ATAU PILIH MENDERITA dengan playing VICTIM mode on?
Uhhh…
Sharing satu ini bakal menggangu sebagian dari kita..
Cringe
Tug on your gut
It’s okay..
Kita semua InshaAllah bakal berjalan ke kita yang lebih sehat, lebih sering bahagia dan lebih dekat ke cita-cita kita.
Wait,
Hati saya mau lompat!
Okay, dari mana saya harus sharing,
Ini punya banyak wajah, dan ada dari tulisan ini yang bakal punya 2 mata pedang, tricky to say.
Play Victim (milih berperan jadi korban) & Kenyamanannya
Kita pasti nggak ada yg mau mengaku apa pernah playing victim di kondisi nggak nyaman apapun itu, atau sedang jadi victim by choice atau memang itulah yang terjadi.
You see now, ada sisi lainnya yang sensitif disini.
Play victim bikin saya GEMES (play victim is like a stuborn child)
Saya mikirnya, Pain (kesedihan, luka, kecewa, dll) adalah hal yang wajar
Tapi menderita itu pilihan.
Dan play as a victim itu adalah salah satu cara untuk menderita.
Kenapa orang milih play victim?
Karena jadi korban itu, punya rasa yang spesial :
🤔Dikasihani entah dari diri sendiri utamanya, atau dari orang lain
🤔Dapat atensi lebih
Rasa hangat di hati karena menderita itu bikin adrenalin kicking in (that’s something)
🤔Nggak harus merasa sangat bersalah (menghindari rasa bersalah)
🤔Mindahin rasa bersalah +tanggungjawab ke orang lain/kondisi di luar diri (yg jadi penyebab kita jadi “korban”)
Membuat diri menjadi “korban” itu seperti berselimut
Tapi berselimut di antara duri dan ranjau yang bisa meledak kapan saja
Tapi,
Main/milih jadi korban itu punya sisi indahnya,
Hanya kalau kita mau mikir, menganalisa hal negatif yang kita rasakan, kemudian bikin rencana positif untuk jadi solusi.
Kan kita punya kuasa untuk memilih reaksi kita atas apapun yang terjadi (meski iya, by definition we might be the victim).
So ya..
Pain itu nggak harus bikin kita memilih jadi korban untuk kemudian membuka jalan jadi penderitaan.
PIKIRKAN APA YANG KITA LAKUKAN (BUKAN APA YANG ORANG LAIN LAKUKAN)
&
MIND OUR OWN BREATH NOT OTHERS
Ini bukan tentang egoisme
Bukan juga tentang hidup careless
It’s not about me, me, me and what I can benefit from this or that
Ini tentang perjalanan kita
perjalanan hati
perjalanan cita-cita
perjalanan apapun itu
Agar kita bisa berproses mencapainya
Mungkin KITA sering LUPA atau belum tahu apa NILAI-NILAI yang kita jadikan pedoman hidup kita, entah itu High Virtues/Nilai moral yang tinggi, gaya hidup, pilihan..
Terserah apa kata orang lain, tentang apa yang kita lakukan
Jika kita sudah berpedoman pada HIGH VIRTUES & FITRAH
(InshaAllah kita tahu itu baik adanya)
Jalan saja!
Kita tahu,
Kita ada di semua kekacauan ini, sakit ini, sedih ini,
Karena peran kita untuk membuat ini semua terjadi.
Kata suami: “because you compromised, and worsen, if you compromised too much!”
Jadi, sebenarnya kita tahu, kita harus fokus pada apa yang kita lakukan, bukan berkompromi tergantung apa kritikan orang lain.
Mungkin buat rata-rata orang,
Cara hidup saya, kami sekeluarga aneh
Orang akan mengkritik, menilai, dari apa saja.
Kita bisa terus berjalan,
Semakin dekat dengan tujuan kita, hanya jika kita tidak memusingkan apa kata orang
Integritas
Kata yang memerdekakan (itu rasa di hati saya)
Integritas membuat kita,
Terus melakukan apa yang kita percayai, termasuk ketika dilihat orang itu sesuatu yang aneh atau tidak ideal.
🌿Membuat kami sekeluarga terus saja makan #wholefoodplantbased ketika orang lainnya sharing homemade bakso
🌿Merawat kecantikan hanya dengan pure plant potion yang sederhana kala yang lain mengkoleksi korean trending skincare
🌿Tidak membeli apapun kecuali bahan makanan bulanan and basic human needs ketika yg lainnya punya daftar ingin ini dan itu di awal bulan
🌿Mempertanyakan mengapa berbisnis tanpa terlihat fancy and polished itu bisa bikin usaha tidak laku?
When you live align with your values and you are devoted through your integrity,
Kamu akan:
Lebih merasakan hidup yang lebih bermakna, hatimu akan merasakan bliss n joy, kamu berjalan lebih dekat ke cita-citamu.
Dan
Hal yang tidak terelakkan pasti terjadi, yaitu orang lain akan mulai memperhatikanmu, caramu, pilihanmu, it is how this live and change happen, that devotion through integrity is attracting others.
Girls,
Silahkan komen di di bawah tentang bagaimana kamu, kita semua bisa memberikan dampak yang positif pada diri kita sendiri dan orang lain (and all sentient being).
REFLECTIVE JOURNALING
Journaling bersama saya yuk?
Bulan ini tentang Devotion (baca di postingan tentang ini)
Kita akan membaca ketidaknyamanan di kehidupan pribadi dan di hati kita ke HATI dan melihatnya dari kaca mata DEVOTION
Journaling, iya bisa Free Style..
Tapi saya merasakan, Reflective Journaling itu punya dampak yang lebih nyata dari pada journaling yang tidak berstruktur.
We do want to have shifts in our life don’t we?
We want result to shift from Our State of HEART now, to a SOUND HEART to live life a decent human being
But anyway,
Silahkan untuk free journaling (it clears our heart space and mind space) SANGAT MENYEHATKAN!
#reinventmyselfjournal
Caranya:
💕Siapkan JOURNALmu apa saja, idealnya buku yg didedikasikan (no need to be fancy and complicated).
💕Pen or pensil
💕Isi JOURNALmu dengan Reinvent Myself Journaling dengan format di bawah ini SEMINGGU SEKALI SAJA (I want it to be easy and lighter for you)
Tulis apa saja seputar: Pikiran, pergeseran, wawasan, perkembangan,
keingintahuan, perasaan, dll
1. Pikirkan tentang tema journalingmu di bulan ini. Heart Work Living Sisters ❤️ akan journalling tentang DEVOTION
2. Buat Niat
3. Menulis Refleksi:
Perbaikan Diri
Laundry List
4. Fokus
Pilih 1 hal / area kehidupan untuk difokuskan di 4 minggu ke depan
(pikirkan hal terpenting saat ini, dan bagaimana hidupmu akan jadi lebih baik jika hal tersebut diperbaiki)
5. Action
6. Review
Apa yang kamu rasakan di akhir minggu?
Apa yang ingin kamu rasakan di akhir minggu?
Apa saja yang secara positif telah berubah?
Apa yang saya pelajari?
Untuk sisters di #heartworklivinggroup kalian akan dapat journaling sheetnya di hari Jumat nanti ❤️
BREAKING THE UNWANTED PATTERN
Luka, kesalahan, kegagalan
Apa yang kita lakukan berulang kali akan menghasilkan pola (perilaku yang sama)?
Tell me about it..
Saya juga bergumul dengan hal-hal yang saya keras kepala untuk:
Mengakui iya itu kesalahan saya
Mengakui iya itu kegagalan saya
Hanya jika benar-benar menginginkan perubahan itu, kemudian pola yang tidak diinginkan itu bisa putus!
Tapi seringkali,
Ego kita terlalu pintar, terlalu cantik untuk kita mau mengakui itu POLA YANG TIDAK KITA INGINKAN.
Dia pintar membungkusnya dengan pita, menjadi:
Kamu tidak salah
Lukamu itu wajar
Kegagalan adalah bagian dari pembelajaran
Maybe it’s true maybe it’s not,
Tapi coba kita lihat kembali jika itu terus menerus terjadi dan menggangu kualitas hati kita, hidup kita, orang di sekitar kita?
Apa kita yang bego ya?
Nggak mau bercermin dan mengakuinya?
Anyway,
Hari ini, ayo kita pilih untuk merubah 1 saja, caranya, ambil journal dan pensilmu, kemudian:
1. Braindump dulu semua luka, kesalahan dan kegagalan kita (kemudian pilih 1)
2. Apa yang kamu pelajari dari hal di atas?
3. Apa cara yang sudah kamu ambil untuk menghadapinya, & apa yg kamu pelajari?
Pola itu hanya bisa diputus jika cara yg kita ambil untuk menghadapinya, membuat hal itu tidak terulang kembali (or at least rarely it happens again).
Kalau sudah, jangan lupa berterima kasih, karena semua kegagalan, luka, kesalahan itu membuatmu lebih kuat, lebih bijak, lebih..dan lebih… (termasuk InshaAllah menghapus dosa kita).
Btw,
Side note, Kalau Allah SWT (name your God) ingin kita sukses, kenapa ya kita mau bergumul terus dengan pola yang tidak kita inginkan? Apa kita nggak menginginkan diri kita sukses, bahagia? Kalau kita bilang, iyalah… siapa juga nggak ingin? Tanya lagi, Do I really WANT IT?
RETREAT to REFLECT to REMEMBER (Allah SWT) often
Saya mendengar Istilah ini dari @dr.raniaawaad ❤️ salah satu professor wanita di Zaytuna Institute (one of the most heartful n brilliant women).
Kenapa foto ini?
Rumah Pohon ini,
Adalah salah satu simbol kami tuk Retreat, Reflect dan Remember
Saat suami mengutarakan keinginannya tuk membuat Rumah Pohon yg ternyata fungsinya tidak untuk anak-anak saja, tetapi juga untuk kami yang dewasa.
Terlintas di benak saya sesaat ketika saya berada di atas rumah pohon
Saya ingin berada disana untuk merenung, berefleksi, pikir saya ini adalah tempat yang ideal, berada di tengah hutan pinus kami, di ketinggian pohon, jauh dari hiruk pikuk excitementnya anak-anak yang bermain.
Pagi ini,
Suami bilang, “I think I want to meditate in the tree house”
Kata saya: “I was thinking about that too” (with smile)
Di kepalanya pasti dia bilang (“You always copy me!”)
Kata saya dalam hati: (“mungkin kita punya panggilan hati yang sama, to always pondering, reflecting and remembering Him SWT”)
Kenapanya kita butuh untuk:
Retreat (duduk, diam, berhenti, mundur dari berkegiatan sebentar, Itikaf in Islam)
Reflect (merenung, berzikir, tafakur)
Dan
Remember (mengingat Allah, hubungan kita dengan Sang Cinta, and everything in between)
Kita ngomongin hal itu kapan-kapan ya..
Anyway,
Yang ingin saya sharing pagi ini adalah,
Kita semua, punya kebutuhan untuk bermeditasi, berkontemplasi, dengan cara apapun itu
Dan kita semua sebenarnya punya cara untuk itu, kita bisa;
Menjournal
Bermeditasi
Duduk di atas sajadah dan membuat niat untuk berkontemplasi
Pergi ke kebun untuk diam sejenak merenung di sana
Masuk ke Khalwa room
Dimanapun itu,
Kita bisa melakukannya,
Dan terutama untuk my sister in deen,
Kita punya shalat 5 waktu yang dibuat Allah SWT mengkondisikan kita (karena Dia tahu kita butuh) untuk break sejenak, retreat sejenak, reflect (diharapkan) dan remember (Him SWT) untuk kesehatan jiwa, hati kita.
Hari ini,
Saya teringat dengan ruang Khalwa di Masjid kecil kami
Saya rindu untuk lebih sering berada disana lagi.
For my dearest sisters,
Apapun cara kita untuk hidup dari hati, ketahuilah, Allah tahu kita butuh untuk hidup dari hati dan Dia telah memberikan caranya.
PS: to intensify your feeling and wanting, make your special place to be very-very special and sacred 🙂